Walking Word

Minggu, 09 Oktober 2011

Potret Kehampaan

Dan semua telah hilang… potret kehampaan / Apa yang kutakutkan kini menjadi nyata
Tersisa hanyalah / Sesal tak habisnya
Kebodohan yang memaksa / Membuatku nista

Namun percuma meyakinkanmu / Kau memutarkan fakta
Pengorbanan tak lagi berarti / Hancurkan

Telah kucoba dengar, semua hanya alasan / Terpuruk dalam pedihku yakin
Kau kembali dengannya / Kulenyapkan semua, puisi omong kosongmu
Menorehkan tinta penuh duka / Kini ku tak berdaya

Hanya menunggu harapan yang sirna / Menanti asa yang tak kunjung tiba
Membuat cerita berakhir nestapa / Muakku adalah goresan hatiku

Deritaku tak ada habisnya / Kan kubawa hingga semanis pembalasanku... nanti
Tiada bicara / Aroganmu meronta
Terdiamku, setengah mati

Namun percuma meyakinkanmu / Kau memutarkan fakta
Pengorbanan tak lagi berarti / Hancurkan

Telah kucoba dengar, semua hanya alasan / Terpuruk dalam pedihku yakin
Kau kembali dengannya / Kulenyapkan semua, puisi omong kosongmu
Menorehkan tinta penuh duka / Kini ku tak berdaya

Deritaku tak ada habisnya / Kan kubawa hingga semanis pembalasanku... nanti
Tiada bicara / Aroganmu meronta
Terdiamku, setengah mati

Telah kucoba dengar, semua hanya alasan / Terpuruk dalam pedihku yakin
Kau kembali dengannya / Kulenyapkan semua, puisi omong kosongmu
Menorehkan tinta penuh duka / Kini ku tak berdaya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar